Ini bagi yang lagi cari-cari contoh drama bahasa indonesia ya.....^_^semoga bermanfaat....^_^
NASKAH DRAMA
“HERO TO ZERO”
Untuk Memenuhi Tugas
Bahasa Indonesia
Disusun Oleh :
v
Azizah
Rigma Arum Pawestri (08)
v
Eriko
Prawunda Darmajaya (09)
v
Gayatri
Niken Pramastuti (11)
v
Miftaqul
Lufhiyanto (14)
v
Nina
Amalia Damayanti (17)
v
Putri
Sulistia Rini (23)
VIII A
Tahun Pelajaran 2012-2013
Sinopsis
Di
pagi yang cerah itu, anak yang bernama Tere ke sekolah dengan gembira. Libur
tengah semester telah ia lalui, sekarang saatnya masuk ke sekolah kembali.
Walupun ia dibesarkan di keluarga yang kurang mampu, dia selalu ceria. Melly
dan Vera, dua sahabat yang ia kenal sejak kelas awal kelas 7. Mereka sama-sama
mendapat beasiswa untuk masuk ke sekolah elit ini. Mereka sangat pintar,
terutama Vera. Nilai-nilainya selalu diatas 90, tapi pada suatu ketika Vera
berubah.
Saat
mereka dan teman lainnya sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
mereka, Tere menjerit histeris hingga satu kelas menengok kepadanya. Jeritan
itu diakibatkan ada ular mainan yang ada di tas Tere. Vera tahu itu ulah siapa,
siapa lagi kalau bukan Chandra, Nayla, dan Andri. Tiga anak itu memang terkenal
pengacau di sekolah, korbannya pun bukan hanya murid tapi guru juga. Maka dari
itu, jika ada sesuatu yang bermasalah pasti merekalah penyebabnya. Vera yang
terlihat agak sebal dengan Tere yang sangat penakut, meremehkan Tere karena
hanya ular mainan Tere menjerit ketakutan.
Waktu
pulang sekolah tiba, namun Vera ,Tere ,dan Melly belum pulang, melainkan mereka
pergi ke taman sekolah. Mereka semua membahas tentang kejadian tadi pagi yang
membuat geger dan menghebohkan kelas. Mereka saling bicara satu sama lain,
namun perbedadaan pendapat antara Tere dan Vera membuat mereka saling
bertenggkar, samapi akhirnya Vera mengucapkan hal yang membuat mereka semua
marah. Mereka pun pergi kearah yang berlawanan, mereka tidak menyadari bahwa
Nayla mendengar percakapan mereka.
Nayla
yang tadi mendengarkan percakapan antara
Vera dan Tere ,segera memberitahukannya kepada Chandra dan Andri. Nayla berlari
menghampiri mereka yang duduk di bangku taman sekolah. Dengan nada yang
tersendat-sendat karna sesudah berlari, Nayla memberitahukan tentang Vera dan
Tere yang bertengkar tadi. Dan dia juga mengatakan bahwa Vera ingin gabung ke
geng mereka. Sampai salah satu dari mereka mempunyai idea untuk memanfaatkan
Vera.
Vera
pun datang dan langsung bicara bahwa dia ingin masuk ke gangnya Nayla. Tri
Nyebelin itu langsung menerima dia dengan syarat-syarat tertentu. Yang salah
satunya adalah Vera harus mematuhi semua perintah dari Tri Idiot. Vera pun
menyanggupinya. Dia tak sadar bahwa itu awal dari kejahilan mereka.
Pagi
harinya Tri Idiot itu menuju ruang kelas dengan membawa setumpukan buku. Mereka
pun langsung memberikan pekerjaan merka kepada Vera, danjuga mereka meminta
contekan kepada Vera karena nanti akan diadakan langan IPA. Vera pun mengeluh,
namun jika dia tidak menepati janji mereka akan membatalkan Vera untuk menjadi
anggota geng. Akhirnya Vera mau mengerjakan PR dan memberikan contekan kepada
Tri Nyebelin itu.
Semenjak
bergabung dengan Tri Nyebelin itu nilai dan kelakuan Vera berbeda jauh. Dari
yang biasanya dia mendapatkan nilai 90 keatas menjadi 70, dan juga yang dulunya
dia baik menjadi acuh tak acuh kepada semua teman-temannya. Dan juga Vera
selalu meminta uang saku lebih untuk membeli pakaian sekolah yang baru dan bagus-bagus.
Temannya
dulu yaitu Melly dan Tere menyapa Vera dengan nada yang baik, namun Vera
meanggapinya dengan perkataan yang kasar dan cuek. Vera terus dimanfaatkan oleh
Nayla dkk. Hari demi hari telah dilalui Vera, tak terasa bahwa ujian kenaikan
kelas semakin dekat, dan hanya tinggal menghitung hari. Vera tak sempat
belajar, karena dia harus mengerjakan PR Nayla dkk. Saat ujian Vera ketiduran,
bahkan Tri Nyebelin ituu sudah memanggil bahkan melemparkan penghapus
kepunggung Vera.
Nilai
ujian kenaikan kelas usai, hasil sudah dibagikan. Semua nilai Vera dibawah KKM,
Vera yang dapat sekolah karena beasiswa kini tak bisa sekolah lagi. Beasiswa
yang didapatnya dengan susah payah dicabut karna Vera tak bisa mempertahankan
prestasinya.
TOKOH
Vera :
Anak perempuan SMP kelas 8, berumur 14 tahun. Tinggi, memakai jilbab, pintar,
anak dari keluarga yang biasa-biasa saja, bisa masuk sekolah karena beasiswa,
penurut.
Tere :
Anak perempuan SMP kelas 8, berumur 13 tahun. Tidak terlalu tinggi, memakai
jilbab, pintar, agak kekanak-kanakan, selalu ceria. Dari keluarga yang kurang
mampu, suka menolong, bisa sekolah karena mendapat beasiswa.
Melly :
Anak perempuan SMP kelas 8, berumur 13 tahun. Tidak terlalu tinggi, memakai
jilbab, pintar, bijaksana Dari keluarga biasa-biasa saja, bisa sekolah di sekolah
elit ini karena mendapat beasiswa.
Chandra :
Anak laki-laki SMP kelas 8, berumur 14 tahun. Tinggi, rambut hitam pendek. Anak
orang kaya, selalu mencetuskan ide-ide jahil, tidak pernah jera, bandel.
Andri :
Anak laki-laki SMP kelas 8, berumur 14 tahun. Tidak terlalu tinggi, rambut
hitam pendek. Anak orang kaya, sombong, membeda-bedakan orang, malas.
Nayla :
Anak permpuan SMP kelas 8, berumur 14 tahun. Tinggi, memakai jilbab karena
sekolahnya mewajibkan anak perempuan memakai jilbab. Anak orang kaya, tinggi
hati, berkehidupan mewah, tidak memikirkan persaan orang lain.
HERO TO ZERO
Adegan 1
Setting :
Panggung ditata sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan ruangan kelas. Jam
dinding menunjukkan pukul 06.30, ruangan kelas tampak sepi. Datanglah 1 anak
perempuan yang bernama Tere, Tere kemudian meletakkan tasnya di kursi dan akan
duduk. Seketika datanglah 3 anak yaitu Chandra, Andri, dan Nayla. Nayla dan
kawan-kawannya yang ingin duduk di kursi yang sudah ditempati Tere.
Nayla : “Bisa baca gak?” ( sambil
menunjukkan kertas yang bertuliskan
“DISINI TEMPAT UNTUK ORANG-ORANG KAYA” )
Andri :
“Pergi sana!” (mengusir Tere)
(Tere lalu pindah ke tempat duduk lain, kemudian
Nayla, Cahndra, dan Andri duduk)
Krrriinnnggggg!! (bel masuk berbunyi, di sela-sela pelajaran Chandra,
Andri, dan Nayla merencanakan sesuatu )
Chandra : “Sst..stt! aku punya rencana, mau
tau gak?”
Nayla, : “Apa??”
Andri
Chandra :
“Ini!” (mengeluarkan ular mainan)
(Seketika
Andri dan Nayla tahu maksud Chandra)
Chandra :
“Nanti waktu istirahat kelas kan sepi tuh, waktu itulah kita masukin ular ini
ke tasnya si Tere. Gimana?”
Andri :
“Wah.. ide bagus tuh! Setuju.. setuju!”
Nayla :
“ Pasti dia bakalan jerit-jerit gak karuan! Siip!”
Kkkkrrriiiinnnnnngggggggggg!!!!!
(Bel tanda istirahat berbunyi)
Adegan 2
Setting :
Panggung menunjukkan ruangan kelas yang sepi, anak-anak keluar untuk istirahat.
Chandra, Andri, dan Nayla juga ikut keluar supaya tak ada yang mencurigai
mereka. Setelah ruang kelas kosong, mereka berjalan mengendap-endap ke arah
meja Tere. Lalu Andri memasukkan ular mainan ke dalam tas Tere.
Andri :
“Siip.. udah”
Nayla :
“Terus kita ngapain?”
Chandra :
“Nyuci baju! Ya kita pergi lah, kamu mau kalau kita ketahuan?”
Nayla :
“Hehe.. sorry, sorry!”
Andri :
“Ayo buruan..”
(Chandra, Andri, dan Nayla pun pergi
meninggalkan panggung.)
Adegan 3
Setting :
Panggung menunjukkan ruang kelas yang tenang, murid-murid sedang mengerjakan
tugas. Ditengah suasana yang tenang Tere menjerit ketakutan.
Tokoh :
Tere, Vera, Melly, Chandra, Andri, dan Nayla.
Tere :
”Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!”
Melly :
”Kenapa?”
Tere :
”Aa..a..a..da.. Ul..aarr” (terbata-bata)
Vera :
“Dimana?”
Tere :
“Itu di tasku..” (sambil menunjuk tasnya)
Vera :
“Halaaahh... itu kan cuma ular mainan, gitu aja kok takut.” (dengan nada
meremehkan)
Tere :
“Biar, aku kan takut sama ular”
Vera :
”Tapi itu cuma ular bohongan, bukan beneran!!”
Melly :
“Sudahlah, jangan bertengkar. Itu pasti perbuatan trio nyebelin itu!”
(Chandra, Andri, dan Nayla tertawa)
Nayla :
“Hahaha.. Cuma gitu aja takut!”
Chandra :
“Dasar penakut!”
Andri :
“Beneran bagus idemu ndra!” (menepuk pundak Chandra)
Adegan 4
Setting :
Panggung ditata sedemikian rupa agar menyerupai taman sekolah. Ada 1 bangku
panjang untuk anak-anak duduk. Yang duduk di bangku itu adalah Vera, Tere, dan
Melly.
Narasi :
Waktu pulang sekolah tiba, tetapi Vera, Tere, dan Melly tidak pulang melainkan
pergi ke taman sekolah. Mereka mengobrol dan akhirnya mengarah kepada
pertengkaran. Mereka tidak sadar bahwa Nayla mendengarkan percakapan mereka.
Tere :
“Mereka (Chandra, Andri, dan Nayla) itu benar-benar keterlaluan, kan aku takut
sama ular.”
Vera :
“Kamu yang keterlaluan, sama ular mainan aja takut! Ternyata memang benar ya
kata mereka, kamu itu penakut.”
Tere :
“Emang apa salahnya takut sama ular? Itu wajar kan.”
Vera :
“Dasar penakut!”
Melly :
“Eh.. kok malah jadi bertengkar sih kalian?”
Tere :
“Vera tuh yang mulai duluan.”
Vera :
“Kok aku? Emang bener kan Tere penakut”
Melly :
“Stop dong!!”
Vera :
“Mending aku gabung aja ke ganknya Andri!”
Tere :
“Ya udah! Gabung aja sana!”
(Nayla yang
menguping pembicaraan Melly, Tere, dan Vera pergi meninggalkan panggung. Lalu
Vera pergi dengan kesal, Tere dan Melly pergi ke arah yang berlawanan.
Adegan 5
Setting :
Panggung ditata sedemikian rupa agar menyerupai taman sekolah. Ada 1 bangku
panjang untuk anak-anak duduk. Chandra dan Andri duduk di bangku itu. Nayla
berlari ke arah Chandra dan Andri untuk memberitahu kepada mereka tentang apa
yang baru saja didengarnya.
Nayla :
“Ndra! Ndri! Hhh... Aku.. Hhh.. tadi dengar pembicaraannya hhh.. Vera, Melly,
dan hhh.. Tere.. huuftt!” (Nafasnyatak teratur, berbicara tersendat-sendat)
Chandra :
“Apa sih Nay? Ngomongnya sampai segitu banget..”
Nayla :
“Hhhh.. bentar bentar! Huuuffttt!” (mengatur nafasnya kembali)
Andri :
“Ngomong kok gak jelas, ada berita baru?”
Nayla :
“Ini sih beritanya lebih heboh daripada pernikahannya Anang Ahsyanti!! Kalian
bener-bener harus bilang WOW!”
Chandra :
“Apa sih? Bikin penasaran aja”
Nayla :
“Si Vera kan...”
Andri :
“Yealaahh.. Cuma Vera..” (Nada meremehkan)
Nayla :
“Belum slesai tau ngomongnya, nyela-nyela aja! Si Vera, tadi bertengkar sama
Melly and Tere. Gara-gara ular kita tadi, dan lebih hebohnya, Vera mau gabung
sama kita! Wow banget kan?”
Chandra, :
“Apaa?? Gak bohong kan kamu Nay?”
Andri
Nayla :
“Beneran, dua rius malahan.”
Andri :
“WOW! Trus gimana?”
Chandra :
“Ahaa!! Aku punya ide. Kalian mau gak nerima dia jadi member kita?? enggak
kan?”
Nayla :
“Ya enggak lah, kita kan beda level!”
Chandra :
“ Nah maka dari itu, gini ideku... Kita bilang sama dia, kalau dia mau ikut
sama kita, dia harus mau ngelakuin apa aja yang kita minta! Kayak ngerjain PR
kita gitu!”
Andri :
“Bener tuh! Vera kan pinter, kalau ulangan kita tinggal minta contekan aja ke
dia.”
Nayla :
“Oke! Aku juga setuju. Ngomong-ngomong pasti bentar lagi Vera sampai disini.”
(Vera masuk ke panggung, menghampiri Nayla
dkk.)
Nayla :
“Itu Vera, bener kan kataku!”
Vera : “Nay!!”
Nayla : “Apa?” (berpura-pura tidak
tahu, tentang apa yang didengarnya tadi)
Vera : “Aku mau gabung ke gank kalian
boleh gak?”
Chandra : “Kenapa kamu mau ikut ke gank kita?”
Vera : “Aku malas bicara dan berteman
dengan Tere yang penakut dan Melly yang lebih berpihak kepada Tere! Pokoknya
aku benci mereka!”
Andri :
“Boleh sih kamu iku ke gank kita tapi ada syaratnya.”
Vera :
“Apa syaratnya? Semua akan aku lakukan.”
Andri :
“Kamu harus beli baju yang bagus, karena kita gak nerima orang yang udik. Yang
kedua kamu harus ngejain PR-PR kita, terus kamu harus mau kasih contekan ke
kita, dan kamu harus nurut sama kita!”
Vera :
“Iya..iya!”
(Chandra dan Nayla tersenyum licik)
Adegan 6
Setting :
Panggung ditata sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan ruangan kelas. Pagi
itu Nayla, Chandra, dan Andri masuk ke kelas dengan membawa setumpuk buku PR.
Buku-buku itu lalu diberikan kepada Vera.
Chandra :
“Nih.. kerjain semua!”
Nayla :
“Oh iya nanti kan ada ulangan biologi, kasih contekan ya. Kita kan belum
belajar.”
Andri :
“Waktu istirahat nanti, beliin kita minum dan bawa minumannya ke kelas!”
Vera :
“Kok banyak banget?”
Chandra :
“Kalau gak mau ya udah, tinggal dibatalin. Gitu aja kok repot!”
Vera :
“Iya deh..”
(Andri, Chandra,
dan Vera lalu meninggalkan panggung dengan tertawa)
Narasi :
Semenjak Vera berteman dengan Chandra, Andri dan Nayla, dia selalu meminta uang
kepada orangtuanya untuk membeli perlengkapan sekolah yag bagus. Nilai-nilainya
juga turun sangat drastis, dari yang biasanya 90 keatas hanya menjadi 70. Itu
semua dikarenakan dia selalu mengerjakan PR Chandra, Andri, dan Nayla sampai
larut malam dan belum sempat belajar. Tingkahnya pun semakin berubah kepada
teman-temn lamanya.
Adegan 7
Setting :
Panggung ditata sedemikian rupa sehingga tampak seperti kantin sekolah. Vera
membawa 3 minuman dengan repot. Minumn itu untuk Nayla, Chandra dan Andri. Saat
itu dia berpapasan dengan Tere dan Melly. Lalu Melly mengajak Vera bicara
sebentar.
Melly :
“Vera!!”
Vera :
“Kenapa? Aku lagi repot nih!” (dengan acuh tak acuh, membawa 4 minuman
sekaligus)
Tere :
“Sini! Duduk dulu.” (menggeret Vera untuk duduk)
Melly :
“Bukan apa apa ya Ver.. tapi aku ngerasa ada yang aneh. Kayaknya Chandra, Nayla,
dan Andri tuh cuma mau manfaatin kamu deh. Buktinya sekarang nilai-nilai kamu
turun. Kamu juga mau disuruh-suruh sama mereka.”
Vera :
“Loh! Terserah aku dong. Ini kan hidup hidup aku, yang ngejalani kan juga aku!
Apa peduli kalian??”
Melly :
“Kita kan sahabatmu sejak lama. Wajar kan kalau kita peduli!”
Tere :
“Oke, find! Aku minta maaf tentang kejadian waktu itu. Aku gak maksud kayak
gitu.” (Tere mengulungkan tangan untuk mengajak Vera bersalaman)
Vera :
“Terus, aku harus bilang WOW gitu?!? Kamu pikir, dengan kamu minta maaf aku
bisa dengan mudah maafin kamu?” (Vera tidak menggubris uluran tangan Tere, dan
langsung pergi menghampiri Nayla dan yang lainnya)
Tere :
“Veraa!! Ini kan cuma masalah kecil!!” (Berteriak ke Vera yang sudah menjauh,
lalu Tere ingin mengejar Vera, tapi Melly menghalanginya)
Narasi :
Vera terus juga dimanfaatkan oleh Nayla dkk. Semenjak saat itu, Vera tidak
pernah menghapiri, apalagi bicara kepada dua sahabat lamanya. Hari demi hari
berlalu, bulan demi bulan telah terlewati. Tak terasa ujian kenaikan kelas
semakin dekat, dan hanya tinggal menghitung hari. Saat ujian Vera tidak sempat
belajar karena terlalu banyak mengerjakan PR Nayla, Chandra, dan Andri sampai
larut malam.
Adegan 8
Setting :
Panggung ditata sedemikian rupa sehingga menyerupai ruangan kelas. Suasana
kelas sepi karena sedang berlangsung ujian kenaikan. Chandra, Nayla, Andri
diam-diam meminta contekan ke Vera.
Nayla :
“Sssttt! Ver! Ver!” (berbisik agak keras)
Chandra :
“Vera!” (melemparkan penghapus ke punggung Vera)
Andri :
“Ver! Vera!” (Agak berteriak, tapi tetap pelan)
(Vera tidak mendengar panggilan dari Chandra,
Nayla, dan Andri, karena Vera tertidur)
Narasi :
Nilai ujian kenaikan kelas usai, hasil sudah dibagikan. Semua nilai Vera
dibawah KKM, Vera yang dapat sekolah karena beasiswa kini tak bisa sekolah
lagi. Beasiswa yang didapatnya dengan susah payah dicabut karna Vera tak bisa
mempertahankan prestasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar