Pages - Menu

Kamis, 01 November 2012

London City "River Thames"


Ini contoh Descriptiv Text yea....^_^ 
“LONDON CITY”
            London is one of famous city in the world. London is the capital city of United Kingdom. London has many landmarks one of them is River Thames. River Thames is one of the beauties on the world.
With a total length of 346 km, the Thames is the longest River entirely in England and the second longest in the United Kingdom. Money is invested in the River Thames, the River Thame has many facilities, such as toilets, drinking water and electricity available at River Thames locks. The river has some transportasions, such as boats, jet ski, etc. The buildings which is located near the river Thames is very high and attractive, the building look like a tower in Francis there is Eiffel Tower.

Going to My Uncle's House


Ini contoh Recount text bagi yang punya pengalaman seperti ini bisa ditulis dalam bentuk karangan...sekalian Recount itu menggunakan rumus Past Tense yaitu I/You/We/They/He/She/It + Verb 2 + Object/Adverb...^_^

“Going to My Uncle’s House”

                Last week, my Brother and I went to go to my Uncle’s house, we went to use the bike. At the trip my Brother and I met my friends, we discussed about football. After we finish discussed about football, my Brother and I continued trip. In the trip we played music , so as not to get bored.
            Not felt, we get at my Uncle’s house. My Uncle’s house is very big, in the hall, we can played football. My Brother and I knocked on the door, after that my Uncle opened the door. We entered into the house. We met my Uncle sons, we played football in the hall. After we played in the hall, we drunk lemon tea, the lemon tea its very delicious.
            My Uncle bought some foods, too me and my brother. We ate the food together. After we ate, we went to go home. We went to go home becausa my mother called me. In the trip we looked many animals, like firefly, owll, etc. Not felt ,we get at my home. After we get at my home, we takes a bath. After we takes a bath, we prayed at mosque. In mosque I met my Father. After we finish prayed, we went to go home. After I getbat my home, I studied Indonesian Language, because tomorrow will be held replications. After that I sleep at half past nine.
            In this week I its very happy.

Contoh Drama Bahasa Indonesia "HERO TO ZERO"


Ini bagi yang lagi cari-cari contoh drama bahasa indonesia ya.....^_^semoga bermanfaat....^_^

NASKAH DRAMA
HERO TO ZERO
Untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia






Disusun Oleh :

v Azizah Rigma Arum Pawestri (08)
v Eriko Prawunda Darmajaya (09)
v Gayatri Niken Pramastuti (11)
v Miftaqul Lufhiyanto (14)
v Nina Amalia Damayanti (17)
v Putri Sulistia Rini (23)



VIII A
Tahun Pelajaran 2012-2013



Sinopsis

            Di pagi yang cerah itu, anak yang bernama Tere ke sekolah dengan gembira. Libur tengah semester telah ia lalui, sekarang saatnya masuk ke sekolah kembali. Walupun ia dibesarkan di keluarga yang kurang mampu, dia selalu ceria. Melly dan Vera, dua sahabat yang ia kenal sejak kelas awal kelas 7. Mereka sama-sama mendapat beasiswa untuk masuk ke sekolah elit ini. Mereka sangat pintar, terutama Vera. Nilai-nilainya selalu diatas 90, tapi pada suatu ketika Vera berubah.
            Saat mereka dan teman lainnya sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru mereka, Tere menjerit histeris hingga satu kelas menengok kepadanya. Jeritan itu diakibatkan ada ular mainan yang ada di tas Tere. Vera tahu itu ulah siapa, siapa lagi kalau bukan Chandra, Nayla, dan Andri. Tiga anak itu memang terkenal pengacau di sekolah, korbannya pun bukan hanya murid tapi guru juga. Maka dari itu, jika ada sesuatu yang bermasalah pasti merekalah penyebabnya. Vera yang terlihat agak sebal dengan Tere yang sangat penakut, meremehkan Tere karena hanya ular mainan Tere menjerit ketakutan.
            Waktu pulang sekolah tiba, namun Vera ,Tere ,dan Melly belum pulang, melainkan mereka pergi ke taman sekolah. Mereka semua membahas tentang kejadian tadi pagi yang membuat geger dan menghebohkan kelas. Mereka saling bicara satu sama lain, namun perbedadaan pendapat antara Tere dan Vera membuat mereka saling bertenggkar, samapi akhirnya Vera mengucapkan hal yang membuat mereka semua marah. Mereka pun pergi kearah yang berlawanan, mereka tidak menyadari bahwa Nayla mendengar percakapan mereka.
            Nayla yang tadi mendengarkan  percakapan antara Vera dan Tere ,segera memberitahukannya kepada Chandra dan Andri. Nayla berlari menghampiri mereka yang duduk di bangku taman sekolah. Dengan nada yang tersendat-sendat karna sesudah berlari, Nayla memberitahukan tentang Vera dan Tere yang bertengkar tadi. Dan dia juga mengatakan bahwa Vera ingin gabung ke geng mereka. Sampai salah satu dari mereka mempunyai idea untuk memanfaatkan Vera.
            Vera pun datang dan langsung bicara bahwa dia ingin masuk ke gangnya Nayla. Tri Nyebelin itu langsung menerima dia dengan syarat-syarat tertentu. Yang salah satunya adalah Vera harus mematuhi semua perintah dari Tri Idiot. Vera pun menyanggupinya. Dia tak sadar bahwa itu awal dari kejahilan mereka.
            Pagi harinya Tri Idiot itu menuju ruang kelas dengan membawa setumpukan buku. Mereka pun langsung memberikan pekerjaan merka kepada Vera, danjuga mereka meminta contekan kepada Vera karena nanti akan diadakan langan IPA. Vera pun mengeluh, namun jika dia tidak menepati janji mereka akan membatalkan Vera untuk menjadi anggota geng. Akhirnya Vera mau mengerjakan PR dan memberikan contekan kepada Tri Nyebelin itu.
            Semenjak bergabung dengan Tri Nyebelin itu nilai dan kelakuan Vera berbeda jauh. Dari yang biasanya dia mendapatkan nilai 90 keatas menjadi 70, dan juga yang dulunya dia baik menjadi acuh tak acuh kepada semua teman-temannya. Dan juga Vera selalu meminta uang saku lebih untuk membeli pakaian sekolah yang baru dan bagus-bagus.
            Temannya dulu yaitu Melly dan Tere menyapa Vera dengan nada yang baik, namun Vera meanggapinya dengan perkataan yang kasar dan cuek. Vera terus dimanfaatkan oleh Nayla dkk. Hari demi hari telah dilalui Vera, tak terasa bahwa ujian kenaikan kelas semakin dekat, dan hanya tinggal menghitung hari. Vera tak sempat belajar, karena dia harus mengerjakan PR Nayla dkk. Saat ujian Vera ketiduran, bahkan Tri Nyebelin ituu sudah memanggil bahkan melemparkan penghapus kepunggung Vera.
            Nilai ujian kenaikan kelas usai, hasil sudah dibagikan. Semua nilai Vera dibawah KKM, Vera yang dapat sekolah karena beasiswa kini tak bisa sekolah lagi. Beasiswa yang didapatnya dengan susah payah dicabut karna Vera tak bisa mempertahankan prestasinya.



TOKOH


Vera                           : Anak perempuan SMP kelas 8, berumur 14 tahun. Tinggi, memakai jilbab, pintar, anak dari keluarga yang biasa-biasa saja, bisa masuk sekolah karena beasiswa, penurut.

Tere                            : Anak perempuan SMP kelas 8, berumur 13 tahun. Tidak terlalu tinggi, memakai jilbab, pintar, agak kekanak-kanakan, selalu ceria. Dari keluarga yang kurang mampu, suka menolong, bisa sekolah karena mendapat beasiswa.

Melly                          : Anak perempuan SMP kelas 8, berumur 13 tahun. Tidak terlalu tinggi, memakai jilbab, pintar, bijaksana Dari keluarga biasa-biasa saja, bisa sekolah di sekolah elit ini karena mendapat beasiswa.

Chandra        : Anak laki-laki SMP kelas 8, berumur 14 tahun. Tinggi, rambut hitam pendek. Anak orang kaya, selalu mencetuskan ide-ide jahil, tidak pernah jera, bandel.

Andri                          : Anak laki-laki SMP kelas 8, berumur 14 tahun. Tidak terlalu tinggi, rambut hitam pendek. Anak orang kaya, sombong, membeda-bedakan orang, malas.

Nayla             : Anak permpuan SMP kelas 8, berumur 14 tahun. Tinggi, memakai jilbab karena sekolahnya mewajibkan anak perempuan memakai jilbab. Anak orang kaya, tinggi hati, berkehidupan mewah, tidak memikirkan persaan orang lain.



HERO TO ZERO

Adegan 1
Setting             : Panggung ditata sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan ruangan kelas. Jam dinding menunjukkan pukul 06.30, ruangan kelas tampak sepi. Datanglah 1 anak perempuan yang bernama Tere, Tere kemudian meletakkan tasnya di kursi dan akan duduk. Seketika datanglah 3 anak yaitu Chandra, Andri, dan Nayla. Nayla dan kawan-kawannya yang ingin duduk di kursi yang sudah ditempati Tere.

Nayla                           : “Bisa baca gak?” ( sambil menunjukkan kertas yang bertuliskan  “DISINI TEMPAT UNTUK ORANG-ORANG KAYA” )
Andri               : “Pergi sana!” (mengusir Tere)
(Tere lalu pindah ke tempat duduk lain, kemudian Nayla, Cahndra, dan Andri duduk)
Krrriinnnggggg!! (bel masuk berbunyi, di sela-sela pelajaran Chandra, Andri, dan Nayla merencanakan sesuatu )
Chandra          : “Sst..stt! aku punya rencana, mau tau gak?”
Nayla,              : “Apa??”
Andri
Chandra   : “Ini!” (mengeluarkan ular mainan)
                        (Seketika Andri dan Nayla tahu maksud Chandra)
Chandra                      : “Nanti waktu istirahat kelas kan sepi tuh, waktu itulah kita masukin ular ini ke tasnya si Tere. Gimana?”
Andri               : “Wah.. ide bagus tuh! Setuju.. setuju!”
Nayla               : “ Pasti dia bakalan jerit-jerit gak karuan! Siip!”
Kkkkrrriiiinnnnnngggggggggg!!!!!
(Bel tanda istirahat berbunyi)

Adegan 2
Setting             : Panggung menunjukkan ruangan kelas yang sepi, anak-anak keluar untuk istirahat. Chandra, Andri, dan Nayla juga ikut keluar supaya tak ada yang mencurigai mereka. Setelah ruang kelas kosong, mereka berjalan mengendap-endap ke arah meja Tere. Lalu Andri memasukkan ular mainan ke dalam tas Tere.

Andri               : “Siip.. udah”
Nayla               : “Terus kita ngapain?”
Chandra          : “Nyuci baju! Ya kita pergi lah, kamu mau kalau kita ketahuan?”
Nayla               : “Hehe.. sorry, sorry!”
Andri               : “Ayo buruan..”
(Chandra, Andri, dan Nayla pun pergi meninggalkan panggung.)

Adegan 3
Setting             : Panggung menunjukkan ruang kelas yang tenang, murid-murid sedang mengerjakan tugas. Ditengah suasana yang tenang Tere menjerit ketakutan.
Tokoh              : Tere, Vera, Melly, Chandra, Andri, dan Nayla.

Tere                : ”Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!”
Melly               : ”Kenapa?”
Tere                : ”Aa..a..a..da.. Ul..aarr” (terbata-bata)
Vera                : “Dimana?”
Tere                : “Itu di tasku..” (sambil menunjuk tasnya)
Vera                : “Halaaahh... itu kan cuma ular mainan, gitu aja kok takut.” (dengan nada meremehkan)
Tere                : “Biar, aku kan takut sama ular”
Vera                : ”Tapi itu cuma ular bohongan, bukan beneran!!”
Melly               : “Sudahlah, jangan bertengkar. Itu pasti perbuatan trio nyebelin itu!”
(Chandra, Andri, dan Nayla tertawa)
Nayla               : “Hahaha.. Cuma gitu aja takut!”
Chandra          : “Dasar penakut!”
Andri               : “Beneran bagus idemu ndra!” (menepuk pundak Chandra)


Adegan 4
Setting             : Panggung ditata sedemikian rupa agar menyerupai taman sekolah. Ada 1 bangku panjang untuk anak-anak duduk. Yang duduk di bangku itu adalah Vera, Tere, dan Melly.
Narasi             : Waktu pulang sekolah tiba, tetapi Vera, Tere, dan Melly tidak pulang melainkan pergi ke taman sekolah. Mereka mengobrol dan akhirnya mengarah kepada pertengkaran. Mereka tidak sadar bahwa Nayla mendengarkan percakapan mereka.

Tere                : “Mereka (Chandra, Andri, dan Nayla) itu benar-benar keterlaluan, kan aku takut sama ular.”
Vera                : “Kamu yang keterlaluan, sama ular mainan aja takut! Ternyata memang benar ya kata mereka, kamu itu penakut.”
Tere                : “Emang apa salahnya takut sama ular? Itu wajar kan.”
Vera                : “Dasar penakut!”
Melly               : “Eh.. kok malah jadi bertengkar sih kalian?”
Tere                : “Vera tuh yang mulai duluan.”
Vera                : “Kok aku? Emang bener kan Tere penakut”
Melly               : “Stop dong!!”
Vera                : “Mending aku gabung aja ke ganknya Andri!”
Tere                : “Ya udah! Gabung aja sana!”
(Nayla yang menguping pembicaraan Melly, Tere, dan Vera pergi meninggalkan panggung. Lalu Vera pergi dengan kesal, Tere dan Melly pergi ke arah yang berlawanan.

Adegan 5
Setting             : Panggung ditata sedemikian rupa agar menyerupai taman sekolah. Ada 1 bangku panjang untuk anak-anak duduk. Chandra dan Andri duduk di bangku itu. Nayla berlari ke arah Chandra dan Andri untuk memberitahu kepada mereka tentang apa yang baru saja didengarnya.

Nayla               : “Ndra! Ndri! Hhh... Aku.. Hhh.. tadi dengar pembicaraannya hhh.. Vera, Melly, dan hhh.. Tere.. huuftt!” (Nafasnyatak teratur, berbicara tersendat-sendat)
Chandra          : “Apa sih Nay? Ngomongnya sampai segitu banget..”
Nayla               : “Hhhh.. bentar bentar! Huuuffttt!” (mengatur nafasnya kembali)
Andri               : “Ngomong kok gak jelas, ada berita baru?”
Nayla               : “Ini sih beritanya lebih heboh daripada pernikahannya Anang Ahsyanti!! Kalian bener-bener harus bilang WOW!”
Chandra          : “Apa sih? Bikin penasaran aja”
Nayla               : “Si Vera kan...”
Andri               : “Yealaahh.. Cuma Vera..” (Nada meremehkan)
Nayla               : “Belum slesai tau ngomongnya, nyela-nyela aja! Si Vera, tadi bertengkar sama Melly and Tere. Gara-gara ular kita tadi, dan lebih hebohnya, Vera mau gabung sama kita! Wow banget kan?”
Chandra,         : “Apaa?? Gak bohong kan kamu Nay?”
Andri
Nayla               : “Beneran, dua rius malahan.”
Andri               : “WOW! Trus gimana?”
Chandra          : “Ahaa!! Aku punya ide. Kalian mau gak nerima dia jadi member kita?? enggak kan?”
Nayla               : “Ya enggak lah, kita kan beda level!”
Chandra          : “ Nah maka dari itu, gini ideku... Kita bilang sama dia, kalau dia mau ikut sama kita, dia harus mau ngelakuin apa aja yang kita minta! Kayak ngerjain PR kita gitu!”
Andri               : “Bener tuh! Vera kan pinter, kalau ulangan kita tinggal minta contekan aja ke dia.”
Nayla               : “Oke! Aku juga setuju. Ngomong-ngomong pasti bentar lagi Vera sampai disini.”
(Vera masuk ke panggung, menghampiri Nayla dkk.)

Nayla                           : “Itu Vera, bener kan kataku!”
Vera                : “Nay!!”
Nayla               : “Apa?” (berpura-pura tidak tahu, tentang apa yang didengarnya tadi)
Vera                : “Aku mau gabung ke gank kalian boleh gak?”
Chandra          : “Kenapa kamu mau ikut ke gank kita?”
Vera                            : “Aku malas bicara dan berteman dengan Tere yang penakut dan Melly yang lebih berpihak kepada Tere! Pokoknya aku benci mereka!”
Andri               : “Boleh sih kamu iku ke gank kita tapi ada syaratnya.”
Vera                : “Apa syaratnya? Semua akan aku lakukan.”
Andri                           : “Kamu harus beli baju yang bagus, karena kita gak nerima orang yang udik. Yang kedua kamu harus ngejain PR-PR kita, terus kamu harus mau kasih contekan ke kita, dan kamu harus nurut sama kita!”
Vera                : “Iya..iya!”
(Chandra dan Nayla tersenyum licik)


Adegan 6
Setting             : Panggung ditata sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan ruangan kelas. Pagi itu Nayla, Chandra, dan Andri masuk ke kelas dengan membawa setumpuk buku PR. Buku-buku itu lalu diberikan kepada Vera.

Chandra          : “Nih.. kerjain semua!”
Nayla               : “Oh iya nanti kan ada ulangan biologi, kasih contekan ya. Kita kan belum belajar.”
Andri               : “Waktu istirahat nanti, beliin kita minum dan bawa minumannya ke kelas!”
Vera                : “Kok banyak banget?”
Chandra          : “Kalau gak mau ya udah, tinggal dibatalin. Gitu aja kok repot!”
Vera                : “Iya deh..”
(Andri, Chandra, dan Vera lalu meninggalkan panggung dengan tertawa)

Narasi                          : Semenjak Vera berteman dengan Chandra, Andri dan Nayla, dia selalu meminta uang kepada orangtuanya untuk membeli perlengkapan sekolah yag bagus. Nilai-nilainya juga turun sangat drastis, dari yang biasanya 90 keatas hanya menjadi 70. Itu semua dikarenakan dia selalu mengerjakan PR Chandra, Andri, dan Nayla sampai larut malam dan belum sempat belajar. Tingkahnya pun semakin berubah kepada teman-temn lamanya.

Adegan 7
Setting             : Panggung ditata sedemikian rupa sehingga tampak seperti kantin sekolah. Vera membawa 3 minuman dengan repot. Minumn itu untuk Nayla, Chandra dan Andri. Saat itu dia berpapasan dengan Tere dan Melly. Lalu Melly mengajak Vera bicara sebentar.

Melly               : “Vera!!”
Vera                : “Kenapa? Aku lagi repot nih!” (dengan acuh tak acuh, membawa 4 minuman sekaligus)
Tere                : “Sini! Duduk dulu.” (menggeret Vera untuk duduk)
Melly               : “Bukan apa apa ya Ver.. tapi aku ngerasa ada yang aneh. Kayaknya Chandra, Nayla, dan Andri tuh cuma mau manfaatin kamu deh. Buktinya sekarang nilai-nilai kamu turun. Kamu juga mau disuruh-suruh sama mereka.”
Vera                : “Loh! Terserah aku dong. Ini kan hidup hidup aku, yang ngejalani kan juga aku! Apa peduli kalian??”
Melly               : “Kita kan sahabatmu sejak lama. Wajar kan kalau kita peduli!”
Tere                : “Oke, find! Aku minta maaf tentang kejadian waktu itu. Aku gak maksud kayak gitu.” (Tere mengulungkan tangan untuk mengajak Vera bersalaman)
Vera                : “Terus, aku harus bilang WOW gitu?!? Kamu pikir, dengan kamu minta maaf aku bisa dengan mudah maafin kamu?” (Vera tidak menggubris uluran tangan Tere, dan langsung pergi menghampiri Nayla dan yang lainnya)
Tere                : “Veraa!! Ini kan cuma masalah kecil!!” (Berteriak ke Vera yang sudah menjauh, lalu Tere ingin mengejar Vera, tapi Melly menghalanginya)



Narasi             : Vera terus juga dimanfaatkan oleh Nayla dkk. Semenjak saat itu, Vera tidak pernah menghapiri, apalagi bicara kepada dua sahabat lamanya. Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan telah terlewati. Tak terasa ujian kenaikan kelas semakin dekat, dan hanya tinggal menghitung hari. Saat ujian Vera tidak sempat belajar karena terlalu banyak mengerjakan PR Nayla, Chandra, dan Andri sampai larut malam.

Adegan 8
Setting                         : Panggung ditata sedemikian rupa sehingga menyerupai ruangan kelas. Suasana kelas sepi karena sedang berlangsung ujian kenaikan. Chandra, Nayla, Andri diam-diam meminta contekan ke Vera.

Nayla               : “Sssttt! Ver! Ver!” (berbisik agak keras)
Chandra          : “Vera!” (melemparkan penghapus ke punggung Vera)
Andri               : “Ver! Vera!” (Agak berteriak, tapi tetap pelan)
(Vera tidak mendengar panggilan dari Chandra, Nayla, dan Andri, karena Vera tertidur)

Narasi             : Nilai ujian kenaikan kelas usai, hasil sudah dibagikan. Semua nilai Vera dibawah KKM, Vera yang dapat sekolah karena beasiswa kini tak bisa sekolah lagi. Beasiswa yang didapatnya dengan susah payah dicabut karna Vera tak bisa mempertahankan prestasinya.





Ini bagi yang lagi cari-cari contoh drama bahasa indonesia ya.....^_^semoga bermanfaat....^_^

NASKAH DRAMA
HERO TO ZERO
Untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia






Disusun Oleh :

v Azizah Rigma Arum Pawestri (08)
v Eriko Prawunda Darmajaya (09)
v Gayatri Niken Pramastuti (11)
v Miftaqul Lufhiyanto (14)
v Nina Amalia Damayanti (17)
v Putri Sulistia Rini (23)



VIII A
Tahun Pelajaran 2012-2013



Sinopsis

            Di pagi yang cerah itu, anak yang bernama Tere ke sekolah dengan gembira. Libur tengah semester telah ia lalui, sekarang saatnya masuk ke sekolah kembali. Walupun ia dibesarkan di keluarga yang kurang mampu, dia selalu ceria. Melly dan Vera, dua sahabat yang ia kenal sejak kelas awal kelas 7. Mereka sama-sama mendapat beasiswa untuk masuk ke sekolah elit ini. Mereka sangat pintar, terutama Vera. Nilai-nilainya selalu diatas 90, tapi pada suatu ketika Vera berubah.
            Saat mereka dan teman lainnya sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru mereka, Tere menjerit histeris hingga satu kelas menengok kepadanya. Jeritan itu diakibatkan ada ular mainan yang ada di tas Tere. Vera tahu itu ulah siapa, siapa lagi kalau bukan Chandra, Nayla, dan Andri. Tiga anak itu memang terkenal pengacau di sekolah, korbannya pun bukan hanya murid tapi guru juga. Maka dari itu, jika ada sesuatu yang bermasalah pasti merekalah penyebabnya. Vera yang terlihat agak sebal dengan Tere yang sangat penakut, meremehkan Tere karena hanya ular mainan Tere menjerit ketakutan.
            Waktu pulang sekolah tiba, namun Vera ,Tere ,dan Melly belum pulang, melainkan mereka pergi ke taman sekolah. Mereka semua membahas tentang kejadian tadi pagi yang membuat geger dan menghebohkan kelas. Mereka saling bicara satu sama lain, namun perbedadaan pendapat antara Tere dan Vera membuat mereka saling bertenggkar, samapi akhirnya Vera mengucapkan hal yang membuat mereka semua marah. Mereka pun pergi kearah yang berlawanan, mereka tidak menyadari bahwa Nayla mendengar percakapan mereka.
            Nayla yang tadi mendengarkan  percakapan antara Vera dan Tere ,segera memberitahukannya kepada Chandra dan Andri. Nayla berlari menghampiri mereka yang duduk di bangku taman sekolah. Dengan nada yang tersendat-sendat karna sesudah berlari, Nayla memberitahukan tentang Vera dan Tere yang bertengkar tadi. Dan dia juga mengatakan bahwa Vera ingin gabung ke geng mereka. Sampai salah satu dari mereka mempunyai idea untuk memanfaatkan Vera.
            Vera pun datang dan langsung bicara bahwa dia ingin masuk ke gangnya Nayla. Tri Nyebelin itu langsung menerima dia dengan syarat-syarat tertentu. Yang salah satunya adalah Vera harus mematuhi semua perintah dari Tri Idiot. Vera pun menyanggupinya. Dia tak sadar bahwa itu awal dari kejahilan mereka.
            Pagi harinya Tri Idiot itu menuju ruang kelas dengan membawa setumpukan buku. Mereka pun langsung memberikan pekerjaan merka kepada Vera, danjuga mereka meminta contekan kepada Vera karena nanti akan diadakan langan IPA. Vera pun mengeluh, namun jika dia tidak menepati janji mereka akan membatalkan Vera untuk menjadi anggota geng. Akhirnya Vera mau mengerjakan PR dan memberikan contekan kepada Tri Nyebelin itu.
            Semenjak bergabung dengan Tri Nyebelin itu nilai dan kelakuan Vera berbeda jauh. Dari yang biasanya dia mendapatkan nilai 90 keatas menjadi 70, dan juga yang dulunya dia baik menjadi acuh tak acuh kepada semua teman-temannya. Dan juga Vera selalu meminta uang saku lebih untuk membeli pakaian sekolah yang baru dan bagus-bagus.
            Temannya dulu yaitu Melly dan Tere menyapa Vera dengan nada yang baik, namun Vera meanggapinya dengan perkataan yang kasar dan cuek. Vera terus dimanfaatkan oleh Nayla dkk. Hari demi hari telah dilalui Vera, tak terasa bahwa ujian kenaikan kelas semakin dekat, dan hanya tinggal menghitung hari. Vera tak sempat belajar, karena dia harus mengerjakan PR Nayla dkk. Saat ujian Vera ketiduran, bahkan Tri Nyebelin ituu sudah memanggil bahkan melemparkan penghapus kepunggung Vera.
            Nilai ujian kenaikan kelas usai, hasil sudah dibagikan. Semua nilai Vera dibawah KKM, Vera yang dapat sekolah karena beasiswa kini tak bisa sekolah lagi. Beasiswa yang didapatnya dengan susah payah dicabut karna Vera tak bisa mempertahankan prestasinya.



TOKOH


Vera                           : Anak perempuan SMP kelas 8, berumur 14 tahun. Tinggi, memakai jilbab, pintar, anak dari keluarga yang biasa-biasa saja, bisa masuk sekolah karena beasiswa, penurut.

Tere                            : Anak perempuan SMP kelas 8, berumur 13 tahun. Tidak terlalu tinggi, memakai jilbab, pintar, agak kekanak-kanakan, selalu ceria. Dari keluarga yang kurang mampu, suka menolong, bisa sekolah karena mendapat beasiswa.

Melly                          : Anak perempuan SMP kelas 8, berumur 13 tahun. Tidak terlalu tinggi, memakai jilbab, pintar, bijaksana Dari keluarga biasa-biasa saja, bisa sekolah di sekolah elit ini karena mendapat beasiswa.

Chandra        : Anak laki-laki SMP kelas 8, berumur 14 tahun. Tinggi, rambut hitam pendek. Anak orang kaya, selalu mencetuskan ide-ide jahil, tidak pernah jera, bandel.

Andri                          : Anak laki-laki SMP kelas 8, berumur 14 tahun. Tidak terlalu tinggi, rambut hitam pendek. Anak orang kaya, sombong, membeda-bedakan orang, malas.

Nayla             : Anak permpuan SMP kelas 8, berumur 14 tahun. Tinggi, memakai jilbab karena sekolahnya mewajibkan anak perempuan memakai jilbab. Anak orang kaya, tinggi hati, berkehidupan mewah, tidak memikirkan persaan orang lain.



HERO TO ZERO

Adegan 1
Setting             : Panggung ditata sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan ruangan kelas. Jam dinding menunjukkan pukul 06.30, ruangan kelas tampak sepi. Datanglah 1 anak perempuan yang bernama Tere, Tere kemudian meletakkan tasnya di kursi dan akan duduk. Seketika datanglah 3 anak yaitu Chandra, Andri, dan Nayla. Nayla dan kawan-kawannya yang ingin duduk di kursi yang sudah ditempati Tere.

Nayla                           : “Bisa baca gak?” ( sambil menunjukkan kertas yang bertuliskan  “DISINI TEMPAT UNTUK ORANG-ORANG KAYA” )
Andri               : “Pergi sana!” (mengusir Tere)
(Tere lalu pindah ke tempat duduk lain, kemudian Nayla, Cahndra, dan Andri duduk)
Krrriinnnggggg!! (bel masuk berbunyi, di sela-sela pelajaran Chandra, Andri, dan Nayla merencanakan sesuatu )
Chandra          : “Sst..stt! aku punya rencana, mau tau gak?”
Nayla,              : “Apa??”
Andri
Chandra   : “Ini!” (mengeluarkan ular mainan)
                        (Seketika Andri dan Nayla tahu maksud Chandra)
Chandra                      : “Nanti waktu istirahat kelas kan sepi tuh, waktu itulah kita masukin ular ini ke tasnya si Tere. Gimana?”
Andri               : “Wah.. ide bagus tuh! Setuju.. setuju!”
Nayla               : “ Pasti dia bakalan jerit-jerit gak karuan! Siip!”
Kkkkrrriiiinnnnnngggggggggg!!!!!
(Bel tanda istirahat berbunyi)

Adegan 2
Setting             : Panggung menunjukkan ruangan kelas yang sepi, anak-anak keluar untuk istirahat. Chandra, Andri, dan Nayla juga ikut keluar supaya tak ada yang mencurigai mereka. Setelah ruang kelas kosong, mereka berjalan mengendap-endap ke arah meja Tere. Lalu Andri memasukkan ular mainan ke dalam tas Tere.

Andri               : “Siip.. udah”
Nayla               : “Terus kita ngapain?”
Chandra          : “Nyuci baju! Ya kita pergi lah, kamu mau kalau kita ketahuan?”
Nayla               : “Hehe.. sorry, sorry!”
Andri               : “Ayo buruan..”
(Chandra, Andri, dan Nayla pun pergi meninggalkan panggung.)

Adegan 3
Setting             : Panggung menunjukkan ruang kelas yang tenang, murid-murid sedang mengerjakan tugas. Ditengah suasana yang tenang Tere menjerit ketakutan.
Tokoh              : Tere, Vera, Melly, Chandra, Andri, dan Nayla.

Tere                : ”Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!”
Melly               : ”Kenapa?”
Tere                : ”Aa..a..a..da.. Ul..aarr” (terbata-bata)
Vera                : “Dimana?”
Tere                : “Itu di tasku..” (sambil menunjuk tasnya)
Vera                : “Halaaahh... itu kan cuma ular mainan, gitu aja kok takut.” (dengan nada meremehkan)
Tere                : “Biar, aku kan takut sama ular”
Vera                : ”Tapi itu cuma ular bohongan, bukan beneran!!”
Melly               : “Sudahlah, jangan bertengkar. Itu pasti perbuatan trio nyebelin itu!”
(Chandra, Andri, dan Nayla tertawa)
Nayla               : “Hahaha.. Cuma gitu aja takut!”
Chandra          : “Dasar penakut!”
Andri               : “Beneran bagus idemu ndra!” (menepuk pundak Chandra)


Adegan 4
Setting             : Panggung ditata sedemikian rupa agar menyerupai taman sekolah. Ada 1 bangku panjang untuk anak-anak duduk. Yang duduk di bangku itu adalah Vera, Tere, dan Melly.
Narasi             : Waktu pulang sekolah tiba, tetapi Vera, Tere, dan Melly tidak pulang melainkan pergi ke taman sekolah. Mereka mengobrol dan akhirnya mengarah kepada pertengkaran. Mereka tidak sadar bahwa Nayla mendengarkan percakapan mereka.

Tere                : “Mereka (Chandra, Andri, dan Nayla) itu benar-benar keterlaluan, kan aku takut sama ular.”
Vera                : “Kamu yang keterlaluan, sama ular mainan aja takut! Ternyata memang benar ya kata mereka, kamu itu penakut.”
Tere                : “Emang apa salahnya takut sama ular? Itu wajar kan.”
Vera                : “Dasar penakut!”
Melly               : “Eh.. kok malah jadi bertengkar sih kalian?”
Tere                : “Vera tuh yang mulai duluan.”
Vera                : “Kok aku? Emang bener kan Tere penakut”
Melly               : “Stop dong!!”
Vera                : “Mending aku gabung aja ke ganknya Andri!”
Tere                : “Ya udah! Gabung aja sana!”
(Nayla yang menguping pembicaraan Melly, Tere, dan Vera pergi meninggalkan panggung. Lalu Vera pergi dengan kesal, Tere dan Melly pergi ke arah yang berlawanan.

Adegan 5
Setting             : Panggung ditata sedemikian rupa agar menyerupai taman sekolah. Ada 1 bangku panjang untuk anak-anak duduk. Chandra dan Andri duduk di bangku itu. Nayla berlari ke arah Chandra dan Andri untuk memberitahu kepada mereka tentang apa yang baru saja didengarnya.

Nayla               : “Ndra! Ndri! Hhh... Aku.. Hhh.. tadi dengar pembicaraannya hhh.. Vera, Melly, dan hhh.. Tere.. huuftt!” (Nafasnyatak teratur, berbicara tersendat-sendat)
Chandra          : “Apa sih Nay? Ngomongnya sampai segitu banget..”
Nayla               : “Hhhh.. bentar bentar! Huuuffttt!” (mengatur nafasnya kembali)
Andri               : “Ngomong kok gak jelas, ada berita baru?”
Nayla               : “Ini sih beritanya lebih heboh daripada pernikahannya Anang Ahsyanti!! Kalian bener-bener harus bilang WOW!”
Chandra          : “Apa sih? Bikin penasaran aja”
Nayla               : “Si Vera kan...”
Andri               : “Yealaahh.. Cuma Vera..” (Nada meremehkan)
Nayla               : “Belum slesai tau ngomongnya, nyela-nyela aja! Si Vera, tadi bertengkar sama Melly and Tere. Gara-gara ular kita tadi, dan lebih hebohnya, Vera mau gabung sama kita! Wow banget kan?”
Chandra,         : “Apaa?? Gak bohong kan kamu Nay?”
Andri
Nayla               : “Beneran, dua rius malahan.”
Andri               : “WOW! Trus gimana?”
Chandra          : “Ahaa!! Aku punya ide. Kalian mau gak nerima dia jadi member kita?? enggak kan?”
Nayla               : “Ya enggak lah, kita kan beda level!”
Chandra          : “ Nah maka dari itu, gini ideku... Kita bilang sama dia, kalau dia mau ikut sama kita, dia harus mau ngelakuin apa aja yang kita minta! Kayak ngerjain PR kita gitu!”
Andri               : “Bener tuh! Vera kan pinter, kalau ulangan kita tinggal minta contekan aja ke dia.”
Nayla               : “Oke! Aku juga setuju. Ngomong-ngomong pasti bentar lagi Vera sampai disini.”
(Vera masuk ke panggung, menghampiri Nayla dkk.)

Nayla                           : “Itu Vera, bener kan kataku!”
Vera                : “Nay!!”
Nayla               : “Apa?” (berpura-pura tidak tahu, tentang apa yang didengarnya tadi)
Vera                : “Aku mau gabung ke gank kalian boleh gak?”
Chandra          : “Kenapa kamu mau ikut ke gank kita?”
Vera                            : “Aku malas bicara dan berteman dengan Tere yang penakut dan Melly yang lebih berpihak kepada Tere! Pokoknya aku benci mereka!”
Andri               : “Boleh sih kamu iku ke gank kita tapi ada syaratnya.”
Vera                : “Apa syaratnya? Semua akan aku lakukan.”
Andri                           : “Kamu harus beli baju yang bagus, karena kita gak nerima orang yang udik. Yang kedua kamu harus ngejain PR-PR kita, terus kamu harus mau kasih contekan ke kita, dan kamu harus nurut sama kita!”
Vera                : “Iya..iya!”
(Chandra dan Nayla tersenyum licik)


Adegan 6
Setting             : Panggung ditata sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan ruangan kelas. Pagi itu Nayla, Chandra, dan Andri masuk ke kelas dengan membawa setumpuk buku PR. Buku-buku itu lalu diberikan kepada Vera.

Chandra          : “Nih.. kerjain semua!”
Nayla               : “Oh iya nanti kan ada ulangan biologi, kasih contekan ya. Kita kan belum belajar.”
Andri               : “Waktu istirahat nanti, beliin kita minum dan bawa minumannya ke kelas!”
Vera                : “Kok banyak banget?”
Chandra          : “Kalau gak mau ya udah, tinggal dibatalin. Gitu aja kok repot!”
Vera                : “Iya deh..”
(Andri, Chandra, dan Vera lalu meninggalkan panggung dengan tertawa)

Narasi                          : Semenjak Vera berteman dengan Chandra, Andri dan Nayla, dia selalu meminta uang kepada orangtuanya untuk membeli perlengkapan sekolah yag bagus. Nilai-nilainya juga turun sangat drastis, dari yang biasanya 90 keatas hanya menjadi 70. Itu semua dikarenakan dia selalu mengerjakan PR Chandra, Andri, dan Nayla sampai larut malam dan belum sempat belajar. Tingkahnya pun semakin berubah kepada teman-temn lamanya.

Adegan 7
Setting             : Panggung ditata sedemikian rupa sehingga tampak seperti kantin sekolah. Vera membawa 3 minuman dengan repot. Minumn itu untuk Nayla, Chandra dan Andri. Saat itu dia berpapasan dengan Tere dan Melly. Lalu Melly mengajak Vera bicara sebentar.

Melly               : “Vera!!”
Vera                : “Kenapa? Aku lagi repot nih!” (dengan acuh tak acuh, membawa 4 minuman sekaligus)
Tere                : “Sini! Duduk dulu.” (menggeret Vera untuk duduk)
Melly               : “Bukan apa apa ya Ver.. tapi aku ngerasa ada yang aneh. Kayaknya Chandra, Nayla, dan Andri tuh cuma mau manfaatin kamu deh. Buktinya sekarang nilai-nilai kamu turun. Kamu juga mau disuruh-suruh sama mereka.”
Vera                : “Loh! Terserah aku dong. Ini kan hidup hidup aku, yang ngejalani kan juga aku! Apa peduli kalian??”
Melly               : “Kita kan sahabatmu sejak lama. Wajar kan kalau kita peduli!”
Tere                : “Oke, find! Aku minta maaf tentang kejadian waktu itu. Aku gak maksud kayak gitu.” (Tere mengulungkan tangan untuk mengajak Vera bersalaman)
Vera                : “Terus, aku harus bilang WOW gitu?!? Kamu pikir, dengan kamu minta maaf aku bisa dengan mudah maafin kamu?” (Vera tidak menggubris uluran tangan Tere, dan langsung pergi menghampiri Nayla dan yang lainnya)
Tere                : “Veraa!! Ini kan cuma masalah kecil!!” (Berteriak ke Vera yang sudah menjauh, lalu Tere ingin mengejar Vera, tapi Melly menghalanginya)



Narasi             : Vera terus juga dimanfaatkan oleh Nayla dkk. Semenjak saat itu, Vera tidak pernah menghapiri, apalagi bicara kepada dua sahabat lamanya. Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan telah terlewati. Tak terasa ujian kenaikan kelas semakin dekat, dan hanya tinggal menghitung hari. Saat ujian Vera tidak sempat belajar karena terlalu banyak mengerjakan PR Nayla, Chandra, dan Andri sampai larut malam.

Adegan 8
Setting                         : Panggung ditata sedemikian rupa sehingga menyerupai ruangan kelas. Suasana kelas sepi karena sedang berlangsung ujian kenaikan. Chandra, Nayla, Andri diam-diam meminta contekan ke Vera.

Nayla               : “Sssttt! Ver! Ver!” (berbisik agak keras)
Chandra          : “Vera!” (melemparkan penghapus ke punggung Vera)
Andri               : “Ver! Vera!” (Agak berteriak, tapi tetap pelan)
(Vera tidak mendengar panggilan dari Chandra, Nayla, dan Andri, karena Vera tertidur)

Narasi             : Nilai ujian kenaikan kelas usai, hasil sudah dibagikan. Semua nilai Vera dibawah KKM, Vera yang dapat sekolah karena beasiswa kini tak bisa sekolah lagi. Beasiswa yang didapatnya dengan susah payah dicabut karna Vera tak bisa mempertahankan prestasinya.